o
Pengaruh keluarga terhadap identitas
Orang
tua adalah tokoh yang berpengaruh dalam proses pencarian identitas pada remaja.
Dalam pembelajaran-pembelajaran yang mengaitkan perkembangan identitas dengan
gaya pengasuhan, ditemukan bahwa orang tua yang demokratis yang mendorong
remaja untuk perpartisipasi dalam pengambilan keputusan akan mengembangkan
identity achievement. Sebaliknya, orang tua otokratis, yang mengontrol perilaku
remaja dan tidak memberikan peluang kepada mereka untuk mengekspresikan
pendapat, akan mengembangkan identity diffusion. Disamping gaya pengasuhan,
para peneliti mengkaji peran individualistis dan keterjalinan dalam
perkembangan identitas. Catherine Cooper dan rekan-rekannya berpendapat bahwa
atmosfir keluuarga yang mendukung individualitas dan keterjalinan merupakan hal
yang penting bagi perkembangan identitas remaja. Cooper dan rekan-rekannya
mendefinisikan istialh-istilah ini sebagai berikut:
a. Individualitas
(individuality)
Terdiri dari dua dimensi: pernyataan
diri, atau kemampuan iuntuk memiliki mengomunikasi sudut pandangnhya; dan
keterpisahan atau penggunaan pola komunikasi untuk mengekspresikan perbedaan
seseorang yang lain.
b. Keterjalinan
(connectedness)
Terdiri dari dua dimensi: muatualitas,
yang mencakup sensivitas dan penghargaan terhadap pandangan orang lain, serta
permeabilitas, yang mencakup keterbukaan terhadap pandangan orang lain.
o
Identitas budaya dan Etnis
Menurut
erikson, di berbagai penjuru dunia, kelompok etnis minoritas harus berjuang
dalam mempertahankan identitas budaya dan sambil mencoba membaur dengan budaya
yang dominan. Menurut Erikson, perjuangan untuk mencapai identitas etnik
terdiri di dalam budaya yang lebih besar ini telah menjadi daya pendorong bagi
perkembangannya gereja, kerajaan, dan revolusi di sepanjang sejarah.
Bagi individu-individu yang bersal
dari minoritas etnis, masa remaja sering kali merupakan suatu masa yang khusus
dalam perkembangan mereka. Meskipun anak-anak menyadari beberapa perbedaan
etnis dan budaya, secara sadar individu-individu menghadapi etnisitas mereka
untuk pertama kalinya di masa remaja. Tidak seperti anak-anak, remaja memiliki
kemampuan untuk mengintepretasikan informasi etnis dan budaya,untuk
merefleksikam masa lalu, dan untuk berspekulasi mengenai masa depan.